
Manchester United akhirnya resmi memecat Erik Ten Hag setelah kekalahan 1-2 dari West Ham United dalam lanjutan Liga Inggris pekan lalu. Kekalahan ini menjadi titik akhir dari kesabaran manajemen MU terhadap performa Ten Hag, yang gagal mengangkat posisi tim yang terperosok di urutan ke-14 klasemen sementara.
Laporan dari media Belanda Voetbal Primeur menyebutkan bahwa Ten Hag sangat terpukul oleh keputusan ini. Sang pelatih asal Belanda, yang mendapatkan pesangon sebesar 17 juta euro atau sekitar Rp 288,5 miliar, dikabarkan merasa hancur secara emosional. Hans Kraay Junior, seorang jurnalis dan teman dekat Ten Hag, menggambarkan betapa terpuruknya kondisi sang pelatih setelah pemecatan. Menurut Kraay, uang pesangon yang diterima Ten Hag tidak cukup untuk menghiburnya. “Dia benar-benar hancur, uang tidak bisa membuatnya bahagia,” ujarnya.
Hans Kraay, yang pernah bermain bersama Ten Hag di De Graafschap, menambahkan bahwa reputasi Ten Hag kini menjadi sorotan di Belanda. Dalam acara ESPN bersama Humberto, Kraay mengungkapkan bahwa saat ini Ten Hag tidak peduli dengan uang atau keuntungan finansial; yang lebih dia pikirkan adalah reputasi yang terancam hancur setelah kegagalan di MU.
Pemecatan ini juga membuat Ten Hag menjadi bahan pembicaraan. Musim lalu, Ten Hag membawa MU ke posisi terburuk dalam sejarah klub, yaitu peringkat 8, yang mencoreng rekam jejak klub di liga utama.